Postingan

Fenomena Medan Magnet

1.          Aurora Aurora yaitu fenomena pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet sebagai jawaban adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh matahari (angin matahari).Di bumi, aurora terjadi di daerah di sekitar kutub Utara dan kutub Selatan magnetiknya. Hal ini dikarenakan pada daerah kutub, baik utara maupun selatan mempunyai medan magnet yang sangat kuat. Aurora ini diperkirakan terjadi 11 tahun sekali, ketika terjadi peningkatan aktifitas pada matahari. Aurora yang terjadi di daerah sebelah Utara dikenal dengan nama Aurora Borealis, yang dinamai Dewi Fajar Rom, Aurora, dan nama Yunani untuk angin utara, Boreas. Ini lantaran di Eropa, aurora sering terlihat kemerah-merahan di ufuk utara seperti matahari akan terbit dari arah tersebut. Aurora borealis selalu terjadi di antara September dan Oktober dan Maret dan April. Fenomena aurora di sebelah Selatan yang dikenal de

Spektrometer Kisi

EKSPERIMEN SPEKTRUM KISI Rizqi Dias Kurniawati Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jember dieaz91@gmail.com 19 Desember 2011 ABSTRACT Spectrometer is a device to result light spectrum line with various intensity and to determine distance among gap. This experiment aims to determine the distance between the gap by using a grating spectrometer. Gap spacing is influenced by the incidence angle. because of changes in the angle of incidence affects the angle of diffraction. For the spectrum of purple when i = 0° value gap is the distance between 1605nm and observed diffraction occurs at an angle of 15,5°. While when i = 10° gap spacing is reduced to 1036nm and observed diffraction occurring at an angle of 20°. So that any changes the angle of incidence (in this case is the angle binoculars) affect the diffraction angles and distances between the slit on the spectrometer. Key words: spectrometer, diffraction, gap PENDAHULUAN Dalam kehidupa

Statistik Bose-Einstein

STATISTIK BOSE-EINSTEIN Pada awal 1920-an Satyendra Nath Bose , seorang profesor Universitas Dhaka di British India tertarik oleh teori einstein mengenai gelombang cahaya yang diumpamakan sebagai partikel yang disebut foton . Bose tertarik untuk menurunkan rumus radiasi Planck, yang Planck diperoleh sebagian besar dengan menebak. Pada tahun 1900 Max Planck telah diperoleh formula dengan memanipulasi matematika supaya sesuai dengan bukti empiris. Menggunakan gambar partikel Einstein, Bose bisa menurunkan rumus radiasi dengan sistematis membuatkan statistik partikel tak bermassa tanpa hambatan konservasi partikel angka. Penemuan Bose berasal dari Hukum Radiasi Planck oleh mengusulkan keadaan-keadaan yang berbeda untuk foton. Daripada kebebasan statistik partikel, partikel Bose dimasukkan ke dalam sel dan menggambarkan kemandirian statistik sel ruang fase . Sistem tersebut memungkinkan dua polarisasi keadaan, dan mengatakan benar-benar simetris fungsi gelombang . Ia membuatk

Statistik Fermi-Dirac

STATISTIK FERMI-DIRAC Sebelum pengenalan statistik Fermi-Dirac pada tahun 1926, pemahaman beberapa aspek sikap elektron sulit alasannya ialah fenomena yang sepertinya bertentangan. Sebagai contoh, elektronik kapasitas panas dari logam pada suhu kamar tampak tiba dari 100 kali lebih sedikit elektron daripada berada di arus listrik . Ini juga sulit untuk memahami mengapa arus emisi , yang dihasilkan dengan menerapkan medan listrik tinggi untuk logam pada suhu kamar, hampir tidak tergantung pada suhu. Kesulitan dihadapi oleh teori elektronik logam pada waktu itu ialah alasannya ialah mengingat bahwa elektron yang (menurut statistik teori klasik) setara semua. Dengan kata lain, diyakini bahwa setiap elektron berkontribusi pada panas spesifik sejumlah urutan konstanta Boltzmann k. Masalah statistik yang tetap tak terpecahkan hingga inovasi statistik Fermi-Dirac. Statistik Fermi-Dirac pertama kali diterbitkan pada tahun 1926 oleh Enrico Fermi dan Paul Dirac . Menurut accou