Mengapa Lubang Ozon Muncul Di Kawasan Antartika ?

Pertama, dikala sesuatu (seperti sebuah molekul CFC) dilepaskan ke udara, ia tidak tetap tinggal pada atmosfer di wilayah sumbernya. Karena CFCs mempunyai waktu-tinggal beberapa dekade, maka CFC tetap tinggal cukup usang untuk melaksanakan perjalannya ke stratosfer. Kunci dari waktu hidup yang panjang dari CFC yakni sebab mereka tidak reaktif. Mereka tidak bereaksi dengan substansi lainnya di troposfer, dan hanya terpisah di stratosfer dikala mereka terekspose pada radiasi ultraviolet dengan energi tinggi yang merupakan sebuah proses yang sanggup memakan waktu beberapa tahun. Oleh karena itu, angin di troposfer dan stratosfer memilki waktu yang cukup untuk mendistribusikan molekul CFC bumi.
Kedua, kondisi cuaca di Antartika memungkinkan terbentuknya awan yang disebut dengan polar stratospheric clouds (PSCs). Awan ini terbentuk hanya pada kondisi dingin, hal ini lah yang mnenyebabkan awan ini biasanya hanya terbentuk di Antartika (PSCs juga sanggup ditemukan di Artik, tetapi karena cuacanya tidak selalu dingin, maka awannya tidak begitu sering ditemukan). Untuk memahami mengapa PSCs mengkontribusi penipisan ozon, informasi tambahan mengenai kimia di stratosfer diperlukan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, dikala CFCs memasuki stratosfer, mereka terekspose pada sinar ultraviolet energi-tinggi dari matahari, yang menyebabkan klorin (simbol kimianya yakni Cl) terlepas dari molekul CFC. Satu atom klorin mempunyai kemampuan untuk memfragmentasi lebih dari 1000 molekul ozon (sebagai pola melalui reaksi Cl + O3 -> ClO +O2) sebelum atom klorin tersebut terperangkap lagi dalam molekul yang lebih stabil (sering disebut dengan reservoir substances), ibarat chlorine nitrate (ClONO2). Fakta ini memang sangat menarik dan mungkin sanggup menjelaskan mengapa terjadi pengurangan ozon di bumi. Akan tetapi tidak bisa menjelaskan mengapa terjadi lubang ozon.
Maka disinilah PSCs berperan. Pada permukaan awan yang cuek ini, reservoir substances sekali lagi bertransformasi menjadi bentuk klorin yang lebih aktif. Sebagi contoh, ClONO2 bereaksi dengan hydrochloride acid (HCl) untuk membentuk chlorine gas (Cl2) and HNO3. Selama periode gelap total di kutub sejumlah besar Cl2 sanggup terakumulasi, tetapi hanya sedikit penurunan ozon yang teramati. Destruksi besar-besaran dari ozon yang pada risikonya membentuk lubang ozon terjadi hanya dikala sinar matahari pertama menyinari atmosfer Antartika sesudah periode malam di kutub, memecah Cl2 menjadi dua atom klorin (Cl2 -> 2 Cl). Sekarang destruksi ozon sanggup dimulai lagi melalui reaksi Cl + O3 -> ClO +O2. Karena terdapat berbagai klorin dalam bentuk aktif pada simpulan malam di kutub (September di Antartika) lubang ozon sanggup meluas ke ukuran yang lebih besar dari pada wilayah Amerika Serikat. Pada Kutub selatan, level ozon dibawah 100 Dobson unit kini telah secara frekuentif diobservasi pada simpulan September dan awal Oktober. Temperatur paling cuek di Kutub Selatan terjadi pada bulan Agustus dan September. awan tipis terbentuk pada kondisi cuek ini, dan reaksi kimia pada partikel awan membantu gas klorin dan bromin secara cepat menghancurkan ozon. Pada awal oktober, temperatur biasanya mulai menghangat dan kemudian lapisan ozon mulai terbentuk kembali.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Definisi Air Dan Peranannya Dalam Biofisika

Arti Mimpi Naik Tangga Dengan Anak Kecil Menurut Primbon Jawa

Pembukaan Uud 1945