Anak Siap Sekolah



Anak siap sekolah kalau orang tuanya siap. Jika orang tua ragu ragu, maka akan menciptakan anak menjadi tidak siap. Pola pikir orang tua, “tunggulah nanti anak niscaya dapat ngerti sendiri, itu harus dihapus . anak harus dikenalkan pengertian dan sikap emosi semenjak dini. Anak mulai usia dini harus dikenalkan mencar ilmu mengerti pada orang lain. Karena anak usia dini dalam masa egosentris.
Sebagai orang bau tanah harus dapat membedakan ini kemauan anak yang dapat dipenuhi dan ini kemauan anak yang harus dapat dikendalikan. Contoh : anak bahagia bermain air, boleh. Tapi ketika kondisi anak demam maka anak tidak diperkenankan bermain air, anak akan menangis (tidak apa apa, alasannya hal ini yaitu reaksi anak biar anak tetap kondusif (sehat). Kecakapan orang bau tanah untuk mengenali mana yang bermanfaat / tidak untuk anak (misal waktu membeli mainan). Sebenarnya orang bau tanah tahu, kalau ini dibiarkan terus menerus akan berakibat tidak baik. tetapi alasannya orangtua takut anak menangis, maka sikap yang menyerupai ini tidak baik bagi orang tua.
Sikap dan verbal orang bau tanah ini boleh(tersenyum), ini dilarang (tegas) . verbal orang bau tanah harus terperinci kepada anak. Kenapa anak perlu mencar ilmu dengan verbal wajah orang ? penting, alasannya anak akan bersosialisasi dengan orang lain. Tegas itu bukan berarti : mendelik, nada tinggi, menciptakan anak takut. Tegas itu artinya nada kita tertangkap dengan baik dan diiringi tindakan. Pada Anak laki laki orang bau tanah harus siap mental, alasannya mereka berpikir urutnya tidak cakap. Hindari kata kata, gimana sih kau kok g ngerti2? Diajari semenjak dini untuk berpikir urut. Tanda tanda disuruh mandi tidak eksklusif mandi (cara mengatasi : dhe tadi mama bilang apa, mandi. Ayo mandi, ini dibimbing sampe ke kamar mandi. Dan dituntun ke kamar mandi.
Kalau memuji anak jangan lupa kata “alhamdulillah”. Akhlaq, atau sikap pada anak harus disebutkan secara detail. Alhamdulillah sudah dapat mandi sendiri. Alhamdulillah sudah mau mencar ilmu menuntaskan pr. Emosi anak harus dipahami orangtua. Anak harus dicontohin, diajarkan, anak berbicara pada dirinya. Jika anak mendengar tapi tidak dapat mengurutkan (maka harus dipertegas perintah nya). Diajarkan anak antara kalimat dan tindakan harus disatukan. Untuk anak aktif harus dipanggil secara sendiri. Lalu disuruh mengulang ucapan guru. Harus diperagakan yang banyak gerak dan yang tidak terpengaruh orang lain.
Menghukum anak artinya mengurangi kesenangan nya (misal ga mau sekolah ya udah membisu ga usah main, ga usah ngapa2 in) bukan mecubit, bukan berteriak. Orang bau tanah harus tau betul apa itu yang menyenangkan, hal yang bermanfaat juga menyenangkan. Sambil bercerita , gunakan peraga menyerupai boneka tangan, gambar. Usahakan sabar menunggu anak berbicara. Karena anak dalam mengungkapkan kosa kata masih terbatas. Aku ini harus bagaimana dengan anakku yang pendiam. Aku harus bagaimana biar anakku mau dan bahagia bercerita ke kita. Apapun yang diceritakan anak harus kita dengar. Jangan sedikit2 memarahi, dengarkan dengan penuh perhatian. Kita harus yakin bahwa Allah itu terlibat dalam kehidupan kita. Sampaikan dongeng Nabi dan Rosul di usia 3-6tahun. Di masa ini anak percaya, misal kisah Nabi Yunus. Masa berfikirnya masih fantasi. Semua masih dipercaya oleh anak. Ceritanya wacana Nabi diganti kalimatnya dengan kalimat kita yang sesuai umur anak. Cerita Rasul diadaptasi dengan cara berfikirnya, diadaptasi dengan maknanya, biar anak menyayangi Rasul dan Allah.
Sumber :
Festa Yumpi. 2019. Parenting skill with cahaya nurani. jember

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Definisi Air Dan Peranannya Dalam Biofisika

Arti Mimpi Naik Tangga Dengan Anak Kecil Menurut Primbon Jawa

Pembukaan Uud 1945