Bagaimana Caranya Supaya Mestakung Sanggup Bekerja Untuk Kita?

 Ada beberapa tahapan yang kita harus lewati. Tahapan ini saya namakan 3 aturan mestakung yang terdiri dari aturan Kritis, aturan Langkah dan aturan Tekun. Ketiga aturan ini saya namakan KRILANGKUN.  Krilangkun yaitu abreviasi dari KRItis, LANGkah dan TeKUN.
Siapa pun kita dan apa pun jabatan kita: pengusaha, guru, pedagang, pilot, dokter, sekretaris, karyawan, direktur, pejabat, hakim, bahkan supir sanggup berubah dari biasa menjadi luar biasa dari good menjadi great dengan Krilangkun ini.
KRILANGKUN 1: Hukum Kritis

Pada setiap kondisi kritis ada jalan keluar“
Menurut aturan ini disetiap kondisi kritis ada jalan keluar. Ini mengingatkan kita untuk tidak kuatir ketika kita berada pada kondisi kritis. Malah kita harus bersyukur dengan kondisi kritis itu, alasannya kita tahu bahwa ada jalan keluar dari kondisi kritis ini. Bahkan kalau kita mau lebih sukses lagi kita harus menempatkan diri pada kondisi kritis, kita harus keluar dari zona kenyamanan kita. Menempatkan diri pada kondisi kritis sanggup dilakukan dengan bermimpi sesuatu yang besar. Ciptakan kondisi kalau Anda tidak mendapat hal yang anda impikan itu  anda akan aib besar (misalnya dengan menceritakan harapan ini ke banyak orang). Disini Anda harus benar-benar merasa kritis.
Contoh: Muhammad Ali di tahun 1964 ketika hendak melawan Sonny Liston, ia menempatkan diri pada kondisi kritis. Ia mengetuk-ngetuk pintu rumah tetangganya dan berteriak-teriak bahwa ia akan mengalahkan Sonny Liston. Ia berada pada kondisi kritis. Kondisi kritis ini memaksa ia untuk terus melangkah dan tekun (hukum kedua dan ketiga), karenanya mestakung terjadi, sonny Liston waktu latihan cedera, sehingga ketika bertanding tidak bisa maksimal. Ia mengalah secara tiba-tiba pada ronde ketujuh.
Anda bisa menetapkan suatu tujuan yang tajam dan jelas, contohnya ingin menjadi juara dunia 3 tahun dari sekarang, ingin jadi jago bedah nomor satu 10 tahun dari sekarang, ingin jadi guru yang terbaik dalam mengajar, ataupun ingin jadi pimpinan tempat (Camat, Bupati, Gubernur bahkan Presiden) 15 tahun dari sekarang, atau anda ingin jadi bisnismen hebat dalam 5 tahun mendatang, arsitek yang luarbiasa dalam 10 tahun mendatang, jago komputer yang sangat hebat dalam 10 tahun mendatang, pemain sepakbola sekaliber Pele dalam 6 tahun mendatang dan sebagainya.
Atau sebagai administrator perusahaan, anda ingin penghasilan perusahaan naik 4 kali lipat dalam waktu dua tahun. Ataupun anda ingin  lepas dari Narkoba dalam 1 tahun mendatang. Atau seorang ingin sembuh dari penyakitnya yang sudah bertahun-tahun.
Kondisi kritis ini menimbulkan semesta bereaksi. Kondisi kritis ini akan menjadi semacam Lorentz Attractor (istilah dalam teori Chaos) yang akan menarik segala sesuatu disekeliling kita untuk mendukung kita keluar dari kondisi kritis ini.  Semesta akan mengatur diri membantu biar kondisi kritis ini terlewati.  Apa yang menjadi keinginan kita akan terwujud.
            Pada waktu berkunjung ke Halmahera Utara untuk memperlihatkan orasi ilmiah di sebuah politeknik di sana, saya bertemu dengan Bupati Halmahera Utara, Hein Namotemo. Usai memperlihatkan ceramah perihal Mestakung,  Pak Hein pribadi menangkap pandangan gres ini dan pribadi memilih sasaran: Halmahera Utara Go International tahun 2010!  Pak Hein menempatkan diri pada kondisi kritis. Saat itulah mestakung terjadi. Semua jajaran staf Bupati siap mendukung. Pak Timisela, Kepala Dinas Pendidikan, segera membuat seni administrasi bagaimana menyambut Halut 2010 ini. Untuk menggenjot prestasi, Pak Timisela menetapkan minimal nilai UAN untuk bawah umur di Halut yaitu 7,5. Wow... suatu langkah berani! Suatu penempatan diri pada kondisi kritis. Inilah yang kita harus lakukan kalau ingin melihat mestakung bekerja melaksanakan perubahan-perubahan.
            Saya pernah membaca satu artikel bahwa Menko Kesra menetapkan nilai rata-rata minimal untuk tiga mata pelajaran Matematika, Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia dinaikan dari 4,25 menjadi 5.00. Ini suatu kondisi kritis. Kita akan melihat bagaimana mestakung terjadi di sekolah-sekolah. Tiap sekolah akan berusaha mencapai nilai ini. Jika kebijakan ini dipertahankan terus dan dilaksanakan secara konsisten maka kondisi kritis ini akan terlewati. Setelah ini terlewati, kita bisa membuat kondisi kritis lainnya.
             Pada ketika saya memperlihatkan seminar mestakung dalam Olimpiade Sains antar pesantren-pesantren di seluruh Indonesia, ada seorang penerima berkata, “Pak, saya ingin jadi Menteri Kesehatan... Saya akan berjuang untuk mencapai itu.” Wooow sungguh luar biasa. 
 Pada seminar lainnya di Universitas Indonesia, beberapa orang mengungkapkan target-target pribadi untuk menjadi menteri, anggota DPR, bahkan ada yang memiliki sasaran jadi presiden. Luar biasa.... Kalau saja orang-orang Indonesia memiliki target-target yang tinggi dan berusaha keras untuk mencapai itu, maka dalam 10 tahun mendatang, Indonesia akan menjadi negara yang luar biasa.
„Ciptakanlah kondisi-kondisi kritis maka Anda akan melihat bagaimana mestakung (alam semesta mendukung) membantu Anda melewati kondisi-kondisi kritis ini“
                                                ****
KRILANGKUN 2: LANGKAH
“Ketika Seorang  melangkah, ia akan melihat jalan keluar”
Ketika Anda sudah berada pada kondisi kritis. Anda harus melangkah.  Kalau Anda tidak melangkah Anda akan binasa oleh kondisi kritis itu. Seorang yang dikejar anjing galak (berada pada kondisi kritis) akan binasa jikalau ia tidak melangkah (lari). Mestakung tidak akan bekerja jikalau ia membisu saja. Ketika kita melangkah itu, kita melihat jalan keluar terbuka.
Melangkahlah walaupun langkah itu kecil. Untuk mendaki gunung tinggi kita perlu melangkah walaupun kecil. Melangkah bisa dilakukan dengan membuat strategi, mensharingkan pandangan gres pada sebanyak mungkin orang, bergerak menuju sasaran ataupun mengajak teman untuk bantu-membantu melewati kondisi kritis ini.
            Mao Ze Dong di tahun 1934 menetapkan sasaran untuk melaksanakan long march sepanjang 9000 km dengan puluhan ribu anak buahnya. Beliau melangkah dan melangkah. Melintasi gunung, lembah, meniti jalan setapak dengan memakai obor di waktu malam. Serangan tentara musuh,  penyakit, hujan, topan pasir, topan angin, dan banyak sekali rintangan harus dihadapi. Namun, dengan tekad teguh, karenanya sesudah setahun  sekitar 8000 orang tiba dengan selamat di selesai perjalanan yang sangat fantastis dan tampak mustahil ini.
            Tahun 1984 ketika saya masih mahasiswa jurusan Fisika di FMIPA UI, saya merasa terpanggil untuk menyebarkan pendidikan fisika yang asyik, mudah, dan menyenangkan di Indonesia. Namun, saya merasa ilmu yang saya peroleh dari S1 ini sangat kurang. Saya berkeinginan untuk melanjutkan studi ke luar negeri. Sayang, waktu itu saya tidak ada biaya sama sekali. Orang bau tanah saya tidak akan bisa membiayai saya. Ketika gres di tingkat I dan tingkat II saja, saya hampir keluar dari UI jikalau tidak mendapat beasiswa supersemar, alasannya kami tidak bisa membayar uang kuliah.
            Tekad ke luar negeri ini begitu kuat. Saya harus melangkah. Kemudian saya memberi les privat. Uang belajar khusus ini saya kumpulkan bertahap untuk membuat.... passport. Ya, passport. Banyak orang menganggap saya aneh, Ke luar negeri belum ada kepastiannya, kok sudah membuat passport?“ Teapi itulah.... kita harus berani melangkah. Ternyata tahun berikutnya, mestakung terjadi. Fisikawan Amerika Serikat tiba ke Indonesia untuk meng-interview mahasiswa-mahasiswa Indonesia dan salah satu mahasiswa Indonesia yang lulus interview yaitu saya. Saya pun mendapat beasiswa di Department of Physics The College of William and Mary Virginia.
            Rudy, mahasiswa sebuah perguruan tinggi tinggi di Amerika Serikat memiliki resep sukses yang unik. Dia tidak pernah menunda pekerjaan. Ketika ia mendapat kiprah dari dosennya selama  seminggu atau sebulan, ia menuntaskan kiprah itu di hari pertama. Ini berbeda sekali dengan kebiasaan bawah umur muda yang sering menuntaskan pekerjaan di menit-menit terakhir (the last minutes). Menurut Rudy, kalau ia bisa menuntaskan kiprah lebih awal, ia memiliki waktu lebih untuk berpikir lebih banyak. Hidup menjadi berkurang stresnya. Kebiasaan ini dilakukan Rudy hingga ia bekerja. Dan hasilnya, Rudy selalu mendapat kebanggaan dari atasannya atas segala pekerjaan yang begitu rapi. Sekarang ia sukses sebagai pengusaha. Kesuksesan Rudy didapatkan alasannya ia selalu membuat kondisi kritis,  melangkah dan tidak pernah menunda-nunda.
Tahun 2005  DKI menjadi tuan rumah Olimpiade Sains Nasional (OSN). Dikmenti (Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi) dan Dikdas (Dinas Pendidikan dasar) provinsi DKI Jakarta menargetkan menjadi juara OSN 2005 ini. Mereka melangkah! Mereka menyeleksi bawah umur berbakat. Men-training-nya secara intensif, mulai Januari hingga September 2005.  Mestakung terjadi! Semua bekerja bantu-membantu untuk satu tujuan. Setiap saat, Kepala Dinas Pendidikan SMA, Bp. H. Margani dan Kepala Dinas Pendidikan SD/SLTP,  Ibu Dr. Sylviana Murni menyidik kemajuan dari training intensif ini. Hasilnya, dibandingkan tahun 2004 DKI hanya menduduki peringkat 4 dengan  5 medali emas, menjadi peringkat 1 di tahun 2005 dengan 33 medali emas. Fantastis! Jonathan Mailoa, sang absolute winner Olimpiade Fisika Internasional dan Pangus, sang The Best Experiment Olimpiade Fisika Asia juga merupakan hasil dari pembinaan intensif ini.
 Dinas Pendidikan Papua, Bp. James Modouw senantiasa mendengungkan Papua dilarang kalah dengan tempat lain. Papua harus bisa juara di tingkat internasional. Semua ini ditargetkan semenjak tahun 2003. Walaupun penuh tantangan di awal, namun Bp. James Modouw maju dan maju terus. Mestakung terjadi! Anak-anak cerdas Papua bermunculan. Hasilnya, Septinus George Saa menjadi juara The First Step to Nobel Prize in Physics 2004, Anike Bowaire menjadi juara The First Step to Nobel Prize in Physics 2005, dan Surya Bonay menjadi juara The First Step to Nobel Prize in Chemistry 2006. Salah satu siswa berbakatnya, Andrey Awoitauw, berhasil meraih medali emas matematika OSN, mengalahkan juara dunia matematika, Ivan Kristanto, dari Jakarta. Luar biasa kalau kita mau melangkah!!!
 Dinas Pendidikan Jawa Tengah menargetkan tahun 2006 menjadi juara OSN. Segala persiapan dilakukan, mereka berguru dari DKI. Mestakung terjadi. Guru, siswa, pejabat-pejabat di dinas pendidikan termotivasi untuk mencapai sasaran ini. Mereka bekerja keras luar biasa. Hasilnya, Jawa Tengah berhasil menjadi juara OSN 2006 dengan 19 medali emas. Padahal tahun 2005 mereka hanya peringkat 4.  Luar biasa!!!
« Ketika kita melangkah, jalan keluar terbuka, semesta (diri kita, lingkungan baik yang bersahabat maupun yang jauh) bersiap  mengatur diri untuk membantu kita keluar dari kondisi kritis»
                                                            *********
KRILANGKUN 3: Tekun
« Ketika seorang tekun melangkah ia akan mengalami mestakung »
Ketika kita melangkah, di tengah jalan kita akan melihat ombak dan mencicipi terpaan angin. Jangan takut. Kita harus terus melangkah dengan tekun. Ketika kita tekun melangkah itulah Mestakung akan bekerja habis-habisan untuk kita. Ketekunan dan konsistensi kita dalam melangkah akan merangsang mestakung sehingga apa pun yang menjadi tujuan kita,  akan kita peroleh. Tekun dan maju terus hingga garis finish, jangan berhenti atau mengalah di tengah jalan. Kita harus  melupakan apa yang dibelakang kita yang menghambat kita, dan  menujukan pikiran dan langkah kita pada apa yang ada di depan kita. Maju dan maju terus.
            Pada pertandingan piala Eropa 1999 antara Bayern Munich dan Manchester United terjadi insiden dramatis yang luar biasa. Selama 90 menit pertandingan berlangsung, skor ketika itu yaitu 1-0 untuk Bayern Munich. Namun, pemain-pemain MU terus menekan. Akhirnya, pada waktu suplemen (injury time), pemain MU, Sherringham dan Solksjaer, secara spektakular mencetak masing-masing satu gol dalam waktu hanya 2 menit 58 detik, membalikkan skor menjadi 2-1 untuk kemenangan MU.             Setelah itu, 35 detik kemudian wasit meniup panjang tanda pertandingan usai. Para suporter dan para pemain BM tertunduk lesu. Kemenangan yang sudah di tangan lenyap begitu saja dalam waktu 3 menit. Sebaliknya, para suporter dan pemain MU terlihat begitu meluap-luap kegembiraannya. Mereka telah memakai waktu sebaik-baiknya, tetap tekun berjuang keras hingga selesai pertandingan.
            Wahid Supriadi, Konsul Jenderal Indonesia di Melbourne, bercerita waktu kami berkunjung ke Melbourne. Wahid merencanakan diadakannya Festival Indonesia di Melbourne 14-17 September 2006. Menurut Wahid, kantor tidak bisa membiayai alasannya KJRI tidak lagi mendapat dana promosi dari pusat. Mereka harus memutar otak untuk mencari dana hampir Rp. 670 juta bagi penyelenggaraan Festival ini. Wahid tidak gentar. KJRI mendirikan Lembaga Independen Festival Indonesi Inc. dengan modal nol!
Mereka mengirim surat ke ratusan perusahaan/institusi potensial baik di Australia maupun di Indonesia. Surat juga disebar ke seluruh Pemda, baik Indonesia maupun Australia, yang meminta pinjaman biar Pemerintah Daerah sanggup hadir dan membawa para pengusaha. Namun, responnya sangat menyedihkan. Apakah Wahid menyerah? Tidak! Wahid merasa bahwa ia sudah hingga pada titik point of no return. Dalam kondisi kritis menyerupai inilah terjadi mestakung. Wahid membangkitkan semangat para penyelenggara, menyusun strategi, menghubungi semua kontak baik individu maupun lembaga-lembaga swasta dan pemerintah yang masuk dalam mailing list KJRI, dan menjual program-program FI.
Tahu apa yang terjadi? Terjadilah Mestakung di mana-mana. Mahasiswa-mahasiswa dan masyarakat Indonesia di Australia menyingsingkan lengan bajunya. Mereka bekerja bersama-sama, mengatur acara, mencari dana, mengundang orang-orang populer dari Indonesia untuk kegiatan seminar, mengundang para penari untuk memperlihatkan budaya Indonesia, dan sebagainya. Beberapa Pemerintah Daerah mulai memperlihatkan komitmennya, para sponsor pelan-pelan mulai menghubungi panitia, dan juga kalangan pengusaha mulai mendaftarkan diri untuk ikut konferensi walaupun harus membayar. Bahkan dalam minggu-minggu terakhir beberapa sponsor utama tiba dan menyatakan komitmennya untuk membantu ekspo tersebut.
Ribuan orang tiba ke Federal Court di Melbourne untuk menyaksikan Festival yang luar biasa ini. Selama dua hari ekspo budaya, makanan, dan perdagangan dihadiri sekitar 67 ribu orang, sementara business conference dihadiri sekitar 150 pengusaha, pejabat Pemerintah Daerah baik dari Indonesia maupun Australia. Luar biasa! Selesai acara, pemerintah kota Melbourne memperlihatkan kebanggaan dan meminta biar kegiatan ini sanggup diselenggarakan secara rutin setiap tahun di Melbourne. Pemerintah Melbourne bahkan berjanji akan mendukung termasuk pendanaannya. Luar biasa! Suatu karya yang indah terjadi kalau kita tekun mengerjakan apa yang sudah ditargetkan.
Yang terakhir “the last but not the least” dalam melangkah dan tekun berjuang, yang harus juga diperhatikan adalah  faktor spiritual (saya namakan ini factor plus,  +). Spiritual atau kepercayaan yang besar lengan berkuasa akan memberi kekuatan ekstra ketika kita berada pada kondisi kritis. Kepercayaan bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa akan membuat kita tekun melangkah hingga ke garis selesai kemenangan.
“Doa merupakan kekuatan untuk tetap tekun sehingga mestakung sanggup bekerja”

 yohanes surya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Definisi Air Dan Peranannya Dalam Biofisika

Arti Mimpi Naik Tangga Dengan Anak Kecil Menurut Primbon Jawa

Pembukaan Uud 1945