Abu Nawas

Simak ceritanya:
Pada suatu ketika di negeri kawasan tinggal Abu Nawas, diadakanlah pertemuan antar raja-raja dari negara tetangga.
Sang Abu Nawas pun ikut pula dalam pertemuan itu alasannya ialah ia ialah sebagai penasehat Raja.

Dalam pertemuan itu salah satu tema yang dibicarakan ialah mengenai kekayaan.
Tak sanggup dibayangkan raja-raja jaman dahulu memang kaya raya.
Para raja saling bercerita mengenai kekayaan yang dimiliki termasuk istana dan yang akan dibangun sehabis pertemuan itu usai.

Ada raja yang mempunyai kebun yang luas dengan hiasan permata, danau yang indah gemerlapan, kolam-kolam yang indah, gedung dan istana dan sebagainya.

Semua orang yang mendengar penuturan raja-raja itu berdecak kagum kecuali Abu Nawas.
Malah Abu Nawas berusaha mengingatkan dan menyadarkan mereka dari melimpahnya harta dunia yang fana ini.

Harta dan Agama.

Sang Abu Nawas berkata kepada mereka,
"Kalau harta saya melihat ke bawah tetapi kalau agama saya melihat ke atas."

"Apa maksudnya itu?" tanya beberapa raja.
"Kalau wacana harta maka lihatlah orang yang lebih miskin pasti engkau akan bersyukur.
Karena dengan rasa syukur maka kalian akan memperoleh nikmat yang lebih banyak.
Tapi kalau amal, maka lihatlah orang yang lebih bertakwa daripada kalian, pasti kalian akan bertambah rajin untuk beribadah kepada Allah SWT,"
terang Abu Nawas.

Mendengar klarifikasi Abu Nawas tersebut, orang-orang mulai sadar akan apa yang telah mereka miliki dan mereka banggakan.
Bahkan banyak dari mereka bahwa ucapan Abu Nawas itu ialah benar.

Abu Nawas Lebih kaya dari Tuhan.

Akan tetapi mereka tiba-tiba terkejut dengan pernyataan Abu Nawas.
"Aku itu lebih kaya dari Tuhan." ucap Abu Nawas spontan.

Tentu saja ucapan Abu Nawas itu menerima tanggapan yang luar biasa.
Kaget.
Tidaklah heran jikalau seisi ruangan pertemuan heboh dibuatnya.

Ada sebagian yang bilang kalau Abu Nawas berkata bohong, ada yang bilang kalau Abu Nawas berani berkata demikian memang tiada buktinya.
Sebagian lagi tidak percaya, sebagian lagi punya kepercayaan bahwa Abu Nawas mempunyai maksud tertentu di balik kata-katanya.

Karena Abu Nawas bikin heboh pertemuan, balasannya Baginda Raja memerintahkan prajuritnya untuk menangkap Abu Nawas.
Setelah ditangkap, Abu Nawas dihadapkan ke Baginda Raja.

"Benarkah kau menyampaikan bahwa kau lebih kaya dari Tuhan?" tanya Raja.
"Benar Tuanku yang mulia," jawab Abu Nawas.
"Apa maksudmu kau lebih kaya dari Tuhan?" tanya Raja Harun.

"Karena kenyataannya hamba memang demikian," jawab Abu Nawas dengan santainya.
"Sanggupkan kau pertanda perkataanmu?" tanya Raja.
"Sanggup Tuanku." jawab Abu Nawas.

"Apa sangsinya bila ternyata kau tidak sanggup membuktikannya?" tanya Raja Harun.
"Hamba akan rela dieksekusi oleh Tuanku." jawab Abu Nawas.

"Nah kini buktikanlah!" perintah Raja.
"Baginda yang mulia, bukankah Tuhan kita itu tidak mempunyai anak dan juga tidak diperanakkan?
Sedangkan hamba ini mempunyai anak dan ibu alasannya ialah hamba hanyalah makhluk, bukan Sang Khalik." jawab Abu Nawas.

Mendengar penuturan Abu Nawas tersebut, Raja Harun Al-Rasyid merasa puas, bahkan sang Raja malah memerintah kepada Abu Nawas semoga menyebarluaskan opini tersebut kepada seluruh penduduk.

Lolos lagi si Abu Nawas dari sanksi Raja.
Mari mitra kita petik dan ambil hikmahnya dari nasehat sang Imam Abu Nawas ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Definisi Air Dan Peranannya Dalam Biofisika

Arti Mimpi Naik Tangga Dengan Anak Kecil Menurut Primbon Jawa

Pembukaan Uud 1945