Bahan Bakar Alternatif Dari Kulit Pisang
Bahan Bakar Alternatif Dari Kulit Pisang
Bahan bakar berbasis minyak bumi mempunyai beberapa dampak negatif bagi lingkungan maupun kesehatan, menyerupai terjadinya polusi udara yang disebabkan oleh emisi gas CO2, hidrokarbon sisa pembakaran tak sempurna, logam berat Pb jawaban penggunaan TEL. Pembakaran yang tak tepat ini akan menghasilkan gas CO yang menjadikan penipisan lapisan ozon, padahal lapisan inilah yang melapisi bumi atau sebagai sabuk yang sanggup menahan sinar ultra violet dan ppanasnya matahari pribadi menerpa bumi. Hal inilah yang menjadikan pemanasan global sehingga sedemikian mungkin diupayakan untuk mencegahnya. Salah satu upaya pencegahan penggunaan minyak bumi ini yakni mencari alternatif lain yang sanggup dijadikan materi bakar ramah lingkungan, salah satunya dengan memanfaatkan limbah yang bersama-sama masih sanggup dipakai kembali yakni limbah kulit pisang.
Masyarakat yang mengkonsumsi ataupun mengolah buah pisang menjadi produk olahan menyerupai pisang sale dan keripik pisang ini, selalu membuang kulit pisang sesudah mengkonsumsinya, padahal kulit pisang ini masih mempunyai kandungan-kandungan menyerupai minyak nabati yang sanggup diolah menjadi materi bakar alternatif. Jumlah kulit pisang yang terdapat pada buah pisang ini cukup banyak, yakni sekitar 1/3 dari buah pisang yang utuh sehingga kulitnya mempunyai potensi yang relatif banyak untuk diolah menjadi biodiesel sebagai alternatif materi bakar solar.
Proses pembuatan biodiesel berbasis limbah kulit pisang ini melalui beberapa tahapan, yakni pembuatan bubur kulit pisang, rendering kering, pemisahan gum dan sentrifus, penyaringan, transesterifikasi, serta pengadukan dan pemanasan.
1. Pembuatan bubur kulit pisang
Kulit pisang yang telah dibersihkan dengan air dan diangin-anginkan selama 60 menit, diblender dengan penambahan sedikit air sehingga diperoleh bubur kulit pisang.
Rendering merupakan ekastraksi minyak dari materi yang mengandung minyak dengan kadar air tinggi. Dalam proses ini dipakai panas yang cukup untuk menggumpalkan protein pada dinding sel materi dan untuk memecahkan dinding sel sehingga sanggup gampang ditembus oleh minyak yang terkandung di dalamnya.
Kulit pisang yang telah halus menjadi bubur kemudian dimasukkan ke dalam ketel yang terbuka yang dilengkapi dengan steam jacket dan alat pengaduk (agitator). Kemudian dilakukan pengadukan dan pemanasan pada suhu 105 0C-110 0C. Dalam pemanasan ini akan dihasilkan ampas bubur kulit pisang yang mengendap pada dasar ketel dan minyak yang terapung sehingga minyak sanggup diambil melalui cuilan atas ketel.
3. Pemisahan Gum dan Sentrifus
Pemisahan gum merupakan suatu proses pemisahan getah atau lendir tanpa mengurangi jumlah asam lemak bebas dalam minyak. Getah atau lendir ini terdiri atas fosfatida, protein, residu, karbohidrat, air, dan resin. Proses ini dilakukan dengan cara dehidratasi gum atau kotoran lain semoga materi tersebut lebih gampang terpisah dari minyak yang kemudian dilakukan proses sentrifus. Pada waktu proses sentrifus, ditambahkan materi kimia yang sanggup menyerap air, contohnya asam mineral pekat atau garam dapur (NaCl). Suhu minyak pada waktu proses sentrifusi berkisar antara 32-50C dan pada suhu tersebut kkentalan minyak akan berkurang sehingga gum gampang terpisah dari minyak.
Proses pemisahan gum ini dipakai untuk menghilangkan lendir dan getah-getah yang terdapat pada minyak kulit pisang. Kemudian minyak kulit pisang ini dipompakan ke heater dan dipanaskan dengan suhu 80 0C. Setelah dipanaskan melalui heater, minyak kulit pisang dipompakan ke separator untuk menghilangkan gum berupa lendir dan kotoran. Agar materi lebih gampang terpisah dari minyak kulit pisang, proses ini dilakukan dengan cara kehilangan cairan tubuh gum yang dilanjutkan dengan proses sentrifus. Proses sentrifus dilakukan dengan penambahan air pada puncak menara separator ke dalam minyak yang selanjutnya disentrifusi sehingga cuilan gum sanggup dipisahkan dari minyak kulit pisang.
Proses penyaringan minyak yang telah melalui tahap degumming dan sentrifus dilakukan semoga diperoleh minyak yang lebih murni dan bebas dari benda-benda ajaib yang tidak diinginkan. Sebelum dilakukan proses transesterifikasi, dilakukan pengujian kuantitatif minyak kulit pisang untuk memilih jumlah miligram KOH yang dipakai untuk menetralkan asam lemak bebas dalam 1 gram minyak. Pengujian bilangan asam ini dihitung menurut berat molekul dari asam lemak atau adonan asam lemak. Bilangan asam dinyatakan dengan jumlah miligram KOH 0,1N yang dipakai untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak.
Bilangan asam = (A x N x 56,1) : G
A = jumlah ml KOH untuk titrasi
N = normalitas larutan KOH
G = bobot sampel (gram)
56,1 = BM KOH
5. Transesterifikasi
Proses transesterifikasi sanggup dilakukan dengan memakai katalis ataupun tanpa memakai katalis. Proses ini pada umumnya memakai katalis basa berupa NaOH, KOH, dan NaHCO3. Akan tetapi, penggunaan bubuk tandan kosong kelapa sawit ternyata sanggup membuat proses katalisasi yang lebih efektif. Selain itu, kita juga sanggup mengatasi duduk perkara limbah tandan kosong kelapa sawit dengan menambah nilai guna dari kelapa sawit itu sendiri.
Transesterifikasi dilakuan dengan menggunaka peralatan yang khusus, dimana alat tersebut mempunyai pemanas listrik, termometer, pengaduk magnet, dan sistem pendingin terpadu yang bekerja secaa simultan. Proses ini dilakukan dengan cara menghaluskan tandan kosong kelapa sawit terlebih dahuli kemudian dicampur dengan metanol selama kurang lebih 2 hari pada suhu kamar. Agar didapatkan rasio yang sesuai untuk volume tertentu dari ekstrak bubuk tandan kosong kelapa sawit, dilakukan pencukupan dalam pencampurannya dengan metanol. Metanol yang ditambahkan pada bubuk tandan kosong kelapa sawit ini dipakai semoga diperoleh senyawa metoksi yang diharapkan ketika reaksi esterifikasi. Reaksi esterifikasi ini dilakukan dengan mereaksikan senyawa metoksi yang telah terbentuk dengan minyak kulit pisang. Kemudian diaduk dengan memakai magnetic stirrer selama kurang lebih 2 jam yang dilanjutkan dengan proses penyaringan dengan kain atau kapas sehingga diperoleh biodiesel yang diinginkan.
Komentar
Posting Komentar